Gue nggak terlalu mengerti apakah manusia jaman sekarang rasa sosialisasi dan kepeduliannya sudah sangat berkurang atau memang otak manusia yang kalah jauh dengan kehebatan hardware pada setiap teknologi? Sehingga pada masa kini banyak orang-orang yang lebih memilih curhat kepada benda mati dengan media teknologi, ketimbang curhat kepada sesamanya orang biasa.
According to me, to share our feelings by facebook, twitter, etc. is like emm.. i don't know but honestly, i am comfortable with that habit. How about you?
Mungkin banyak benefits yang dirasakan pada saat mencurahkan isi hati lewat facebook, twitter, blog dan situs lainnya. Tidak sedikit, teman-teman, adik kelas, kakak kelas, temennya nyokap, temennya bokap, temennya pacar gue, saudara-saudara gue yang sering banget curhat di facebook. Keadaan yang sering gue temui adalah sakit hati, stress, bosan, bahkan hal yang lebih privasi diceritakan juga lewat facebook, twitter dan blog.
Keuntungan yang gue ambil dari habit-habit orang seperti diatas adalah gue bisa mengenal bagaimana mereka, baik atau tidaknya mereka, serta manner mereka lewat status yang selalu mereka update setiap saat. Situs-situs seperti itu bisa dijadikan tempat untuk mencari perhatian, eksistensi, kadar gaul, dagang dan lain-lain as you know.
Dari semua penjabaran diatas, gue hanya menarik satu pertanyaan: Kenapa harus curhat kepada benda mati seperti Facebook, Twitter, dan Blog? Menurut gue, mungkin banyak orang yang lebih memilih untuk curhat kepada sesuatu yang tidak bisa mengkritik, menjudge, dan hanya diam selama seseorang *melacur.
Orang yang suka curhat hanya membutuhkan perhatian lebih dan persiapan kuping yang selalu siap mendengarkannya curhat walaupun si kuping sudah merasa panas dan mau copot terus lari-lari sambil teriak, 'ENOUGH! ENOUGH! I DON'T WANT TO LISTEN ANYMORE! YOU'RE JUST A POOR MAN I EVER MET!' HAHAHAHAHA! Ya, cukup ketawanya, save the laugh for another stupid joke.
Selanjutnya, sebagian orang-orang hanya dapat meluapkan isi hatinya dengan cara menulis, bukan berbicara apalagi teriak-teriak kesana-sini kayak orang gila mentang-mentang lagi stress. Entah kenapa pada saat menulis, isi hati lebih bisa terluap. Unek-unek yang ada di kejauhan 5 cm dari permukaan hati sebanyak rambut di kepala yang uncountable dapat diluapkan hanya dengan satu kalimat saja.
Kesimpulannya, orang-orang yang curhat di situs-situs jejaring ikan tersebut ingin diperhatikan tentang masalah-masalah yang ia share lewat status atau tweet.
Okelah.. Itu sudah hukum alam dan sifat paten manusia. Ada orang yang introvert, ada juga yang extrovert. Mungkin kalau facebook sama twitter bisa ngomong, orang-orang juga nggak bakalan mau curhat lagi sama situs gituan, dan mereka akan beralih untuk curhat sama patung.