Sabtu, 13 Februari 2010

Para Pengunjung Blog

Blog ini gue bikin cuma buat menyalurkan aspirasi dan cerita-cerita gue yang nggak penting doang. Gue cuma share blog ini sama temen-temen gue di sekolah. Udah, sama mereka doang. Karena apa? Karena gue nggak mengenal 'malu' kalo lagi bareng mereka, jadi nggak masalah bagi gue kalo blog gue ini dibaca-baca dan dikomentarin secara nggak wajar oleh temen-temen gue sendiri. Tapi, masalah besar bagi gue KALAU yang mengunjungi blog gue itu, sang pacar, papa, sama sodara-sodara gue. And now, itu semua sudah terjadi. Pacar sudah baca abis postingan gue dari awal sampai postingan terakhir, papa juga begitu dan sodara-sodara gue pun samanya. 4 kata dari gue, ARGH! Dan berikut adalah komentar-komentar mereka:
Pacar: Ternyata kamu tuh warna-warni ya.
Baiklah kalau begitu, lebih baik warna-warni kayak spidol snowman daripada hitam kayak pensil 2b.
Papa: Emang kamu dulu pernah pengen jadi pelukis? (baca postingan: cita-cita?)
Iya pernah. Gara-gara dulu keseringan gambar pegunungan yang di tengah-tengahnya ada matahari.
Sodara 1: Kok nggak ada cita-cita mau jadi penyanyi sih?
Dipikir nanti.
Sodara 2: Kok nama blognya Janice's Stupid Story? Aneh banget.
Belum nemu nama blog yang komersil, jadi sementara pakai nama itu dulu. LOL.
Itulah komentar-komentar sementara dari pengunjung blog gue. Semoga tidak ada lagi yang berkomentar dan nanya ini-itu tentang postingan yang ada disini. Karena jawaban yang akan gue berikan nanti cuma satu, eh dua deh: tersenyum sambil nyengir.
Tapi, terima kasih sekali yang sudah menyempatkan waktu buat baca-baca blog gue. Saya sangat tersandung. Semoga isi postingan gue ini bisa lebih bodoh untuk ke depannya. :)

Jumat, 05 Februari 2010

Cita-Cita?

Awalnya, waktu Gue kelas 4 SD, Gue pengen banget jadi pelukis, tapi kata mama, "Ngapain Kamu jadi pelukis? Nggak ada duitnya." Berhubung Gue masih anak kecil yang tidak tahu apa-apa jadi tentu saja Gue mengelak dan tetap bersikeras untuk menjadi pelukis. Tetapi, seiringnya berjalannya waktu dan Gue pun tumbuh dewasa, tepatnya kelas 6 SD, Gue menyadari kebenaran nasihat orang tua Gue yang mengatakan bahwa pelukis itu nggak ada duitnye. Jadi, Gue memutuskan untuk mengganti cita-cita Gue yang dahulu menjadi tidak ada cita-cita karena belum dipikirin lagi Gue mau jadi apa. Yah.. Begitulah pahitnya masa-masa mengambang. Jadi, setiap ditanya oleh Bapak Kepala Sekolah, "Disini ada yang tidak punya cita-cita?" Wow! Pertanyaan yang sangat sulit sekali. Gue mau mengacungkan jari telunjuk tapi malu, alhasil Gue diem aja, berpura-pura menjadi orang yang punya cita-cita. Actually, I did not. Masa itu berlangsung sampai dengan Gue masuk kelas 1 SMP. I still did not have any plan for my future. Pada saat kakak-kakak MOS bertanya, "Kamu mau jadi apa?" dengan gampangnya Gue menjawab, "Astronot, Kak." Kemudian si kakak pun berkata, "Kalo gitu, sekarang kamu peragain gaya astronot kalo lagi di luar angkasa." Jeger! Gimana gayanya? Salto? Goyang ngebor? Atau gaya pura-pura ngambang? Aduh, kapok deh Gue asal jawab cita-cita Gue lagi.
Naik ke kelas 2 SMP, Gue menemukan cita-cita Gue! Dan ternyata cita-cita Gue selama ini ngumpet dibalik kolong tempat tidur (loh?) Yap! Gue memutuskan untuk menjadi penyiar radio saja. Pekerjaan yang menyenangkan, tinggal cuap-cuap terus dapet upah yang lumayan besar, makin eksis dan terkenal pula. Mantap. Tetapi, pada suatu hari ada seseorang sahabat baik yang berkata kepada Gue, mengomentari keputusan cita-cita Gue untuk menjadi penyiar radio, "Lo mau jadi penyiar radio? Ih, cetek banget cita-cita lo." WHAAAAAT?! Rasanya seperti dihujam seribu tombak dan ditohok oleh satu juta garpu. Karena mendengar komentarnya, Gue pun memutuskan. Waktunya ganti cita-cita. Lagi.
Kelas 3 SMP, Gue pengen jadi Ibu Rumah Tangga yang baik hati dan punya usaha sendiri yaitu membuka Rental DVD. Hahahaha.. itu adalah sebuah cita-cita yang konyol dan tidak akan membuat orang tua Gue bangga, akhirnya Gue mengganti cita-cita Gue lagi.
Now, I'm sixteenth. Kata orang, MALU WOY NGGAK PUNYA CITA-CITA! Jadi, I have decided. I want to be a DIPLOMAT. Bekerja di Departemen Luar Negeri, nantinya Gue akan dikirim ke negara ini negara itu untuk melaksanakan tugas dan amanat dari negeri tercinta Republik Indonesia. Ini adalah pilihan terakhir Gue. Dan.. Gue harus mewujudkannya.