Sabtu, 17 Desember 2011

Frozen Brain

PROLOG: Hi, Visitors. Thank you for visiting my blog and leave your comments on a chat box. I really appreciate it, Guys, it means the world to me. And I will keep this blog alive and readable.

Hmm.. Sudah berbulan-bulan lamanya gue nggak posting. Bukan karena diriku malas, atau melupakan blog yang sudah lama daku bina eksistensinya di dunia per-blog-an. Tapi, gue nggak punya inspirasi buat nulis 'sesuatu' di blog ini. Otak gue minggu-minggu ini lagi membeku. Bahasa kerennya Frozen Brain

Mungkin otak gue bisa beku tong-tong begitu karena gue terlalu stress mikirin proses pencapaian cita-cita gue sebagai 'Orang yang Diutus Negara ke Luar Negeri'. Hahaha, singkatnya dan lebih jelasnya, gue tuh lagi ketakutan. Ketakutan or freaking out, you know. Ketakutan nggak keterima PTN. Kenapa? Karena, menurut orang tua gue, masuk PTN merupakan peristiwa yang membanggakan dan bisa mengangkat derajat seseorang yang sudah seringkali TERINJAK-INJAK oleh omongan dan berbagai macam fitnah yang muncul. Oke, enough. Gue nggak mau curhat. Intinya, tujuan gue masuk PTN buat banggain orang tua. Biar mereka happy, lega, dan bisa pamer ke mereka-mereka para mulut kadut yang nggak bisa gue sebutin namanya disini. 

Bagaimana caranya biar gue bisa masuk PTN? Caranya adalah jangan banyak mikir dan bacot, masuk kamar, dan belajar. Sebelum belajar, otak gue yang beku ini harus gue panasin dulu. Caranya? Dengan menjedotkan kepala ke arah tembok 10 kali. Dijamin, langsung gegar otak. 
Yak. Makin lama makin ngawur. Tapi, hati gue lebih lega setelah mencurahi eh mencurahkan isi hati dan kepusingan gue disini. Semoga setelah postingan ini gue ekspos, otak gue akan meluber (for good) dan inspirasi akan berdatangan secara tidak karuan dan cuma-cuma. 


Kamis, 25 Agustus 2011

Senior Year: All By Myself

Wow, ternyata udah lama sekali ya gue nggak posting-posting lagi. Maklum lah, gue lagi sibuk... Sibuk tiduran, main, nonton film, guling-gulingan, dan akitivitas lainnya yang useless. Otak gue akhir-akhir ini rada-rada buntu alias nggak ada satu pun inspirasi yang dateng kemari menghampiri otak gue yang lagi 'boring' ini untuk menghasilkan suatu tulisan. Pathetic..

Jadi, gue akan sharing sedikit tentang rasanya menjadi Senior di SMA. Jujur, gue sedih. Kenapa harus secepat ini gue jadi anak kelas 3 yang akan merasakan penderitaan, ketakutan, dan keputusasaan akan LULUS UAN dan LULUS SNMPTN? Siap nggak siap, gue harus siap! Siap menghadapi tantangan berat orang tua yang mengharuskan gue masuk PTN dan pastinya harus lulus UN dulu lah ya. Dan juga siap melihat teman-teman gue yang udah pada sibuk bimbel sana-sini, les sana-sini, dan sebagainya. Sementara gue? Hanya melihat kesibukan mereka sambil celingak-celinguk. 

Pasti yang baca postingan gue ini akan bertanya-tanya... atau mungkin tidak. Yaa, anggep aja kalian bertanya-tanya, 'Kenapa gak bimbel aja sih? Les privat gitu? Daripada celingak-celinguk doang ampe UAN.' Yayaya, siapa sih yang nggak mau bimbel? Temen-temen gue yang malesnya naujubilah pun pada bimbel gitu. Kalo isi dompet menyetujui untuk gue ikut bimbel, pasti gue udah ikut dari jaman kuda, men! Sayangnya, isi dompet lagi tidak berbaik hati jadi gue harus jungkir balik belajar sendiri agar bisa lulus UAN dan pastinya SNMPTN. 

Langkah pertama yang gue ambil adalah membeli buku-buku rangkuman yang akan di-UAN-kan. 
Langkah kedua yaitu beli buku-buku soal UAN dan SNMPTN. 
Langkah ketiga, BACA RANGKUMAN dan KERJAKAN SOAL-SOAL. Biasanya kalo abis gue beli cuma gue liat-liat, pajang, dan gue diamkan selama 1 tahun di lemari. Wekeke..
Langkah keempat kalo ada soal yang tidak dimengerti, gue akan kejar abis-abisan guru bidang studi di sekolah dan paksa untuk bantu memecahkan soal tersebut. 
Langkah kelima, lakukan langkah ketiga dan langkah keempat secara rutin dan efektif.

Yak, itulah 5 langkah yang InsyAllah dapat membantu diriku untuk lulus UAN dengan nilai yang bagus (amin) dan lulus SNMPTN UI/UGM (amin). Semoga bisa, mohon doanya ya para visitors.. Karena I don't have a choice instead PTN. Belajar sendiri untuk menghadapi tantangan seperti ini bagi gue sangat amat amat amat beraaaaaaat. Ditambah lagi buku-buku di Gramedia mahalnya amit-amit, jadi gue mesti ngesot ke Pasar Senen agar bisa beli buku-buku yang lebih murah dan harganya terjangkau, hohoho. Bayangin aja ya bukunya si @poconggg aje yang tipis begitu harganya 30 ribu keatas. Bisa miskin ane belanja buku di Gramedia.

Jadi, rencananya abis lebaran mungkin gue akan lompat ke Pasar Senen dan memborong buku-buku muraaaah *lompatkesenengan*, karena pada saat itulah dompet lagi sesek-seseknya sama duit THR. Cihuuuy! (Kalo THR-nya banyak, kalo nggak yaa lompat ke jurang). 
Nah begitu lah gambaran dari derita yang kira-kira akan menimpa gue selama setahun. Semoga derita ini berbuah manis...

Kesimpulan dari cerita diatas adalaaah... Yak. Sepertinya gue akan berjuang sendiri secara mati-matian biar nggak gagal. Karena hidup cuma sekali, sama seperti UAN dan SNMPTN yang cuma diadain sekali dalam satu tahun. Jadi, berusaha aja nggak cukup, harus disertai dengan kerja, kerja, kerja dan keras, keras, keras. 


That's all, buat para pelajar se-Indonesia yang sekarang duduk di kelas 12, keep fighting, Guys! 
Baiklah, Closing Backsound boleh dimainkan: Aaaaaall by myseeeeeeelf!... Don't wanna be... All by myseeeelf... *fadeout*

Minggu, 17 Juli 2011

Model Oh Model

Ini adalah pengakuan terbesar dalam hidup gue #lebaynisme. Tau gak seh loh? Gue pernah ikut ajang pencarian Gadis Sampul loh, bermodal dengan kaki gue yang buduk dan tinggi badan dibawah rata-rata, gue nekat ikutan ajang beginian. Yah coba-coba dalam hati gue berkata, setelah foto, isi data diri dan kirim ke redaksi, gue dapet surat panggilan, masuk ke 250 besar. Okeh. Dan perjuangan gue berlanjut sekaligus berhenti di 250 besar KARENA saat pengukuran tinggi. Yak 153 cm. Dibawah rata-rata yang seharusnya 155 cm. Gue cuma ketawa dalam hati, hehehe nekat amat gue ye..

Setelah itu gue menghapus keinginan untuk ikutan ajang-ajang macam begini, yang berkaitan dengan modeling dan fashion. Karena, I am not into it. Badan gue pendek, agak gendut sekarang karena kebanyakan makan cireng di sekolah, dan gaya berpakaian gue biasa aja dalam arti kaos+celana jins. Kalo pergi belanja, gue Cuma beli kaos, kaos, kaos. Kaos gambar princess, gambar kue, gambar lambang PKI (HAHAHA BECANDA BECANDA SUMPAH GUE NGGAK PUNYA KAOS ITU DEMI ALLAH). Kata nyokap, ‘Beli baju yang lagi model dong, yang girly.’ Oke, oke next time gue belanja lagi dan beli KAOS lagi. Hehehe.. Gue punya sih baju-baju girly gitu, tapi itu juga sumbangan dari sepupu gue. Kalo gue sendiri  gak pernah beli baju girly, kaos tuh lebih enak, apalagi yang gombrong.

Oke, setelah tragedi GadSam itu gue udah males ikut-ikutan ajang pencarian cewek cantik tinggi otak ada idaman pria. Keren sih emang kalo ikut begituan, membanggakan orang tua, dan pastinya pacar. Bisa dipamerin, seperti contoh: ‘Eh cewek gue model loh, GadSam loh, sering nongol di cover majalah loh, photogenic loh.’ Dan teman-temannya akan berkata: ‘Wow.. Serius loh? Wow, Keren banget lo men bisa dapet model.’ Dan wow lainnya.

Gue pun nyari pacar bukan dengan tipe ‘cowok kepengen dapet pacar seorang model’ atau tipe ‘cowok pengen juga sih dapet pacar seorang model.’ Dan finally… Gue mendapatkan lelaki yang menerima gue apa adanya. Adanya kaki buduk, badan pendek, nggak kayak cewek-cewek ‘7 Icons’, bukan dan tidak akan pernah menjadi model majalah, iklan, bikini, pakaian dalam atau lingerie. Alhamdu? Lillah..

Eh tapi, tapi emang dasar lelaki, nggak mungkin banget kalo mereka tidak ada hasrat untuk mempunyai pacar seorang model yang nampang di majalah atau kalender. Pada suatu hari, gue cuma iseng-iseng pengen ikutan ajang-ajang model di suatu majalah LAGI, dan cowok gue excited banget. Gue agak curiga, dan benar saja kemarin dia bilang, ‘Kamu foto di cover majalah dong, biar cantik.’ WHAT? MAKSUD LO JADI MODEL MAJALAH? Oke, you want that kind of girl? I’ll let you find those girls. Because I never will be a model. 

Hah, diriku merasa terhina. Sebenernya wajah gue bisa kok muncul di suatu media cetak. Gampang kali caranya, tinggal bakar-bakarin rumah warga, terus kabur. Alhasil, muka gue bakal nampang di majalah Pos Kota sebagai buronan yang resmi dicari oleh DPO setelah Nazarudin.    

Sabtu, 16 Juli 2011

Enak Banget Jadi Situ, Tukeran Hidup Yuk!

Beberapa hari yang lalu, gue nge-tweet: ‘Enak banget jadi situ, tukeran hidup yuk!’ Yaa maklum, kadang-kadang gue suka iri sama orang lain yang terlihat lebih beruntung hidupnya daripada gue. Agak menyesal sih sudah mengungkapkan perasaan yang menunjukan kalo gue-sangat-tidak-bersyukur dengan hidup gue. Tidak bersyukur dengan apa yang sudah diberikan oleh-Nya seperti oksigen yang sudah diberikan oleh Sang Pencipta secara cuma-cuma, gratis dan tidak perlu bayar di setiap hirupan. Bayangin aja kalau misalnya setiap kita nafas, kita harus beli oksigen. Nggak akan muncul tuh Gayus Tambunan Sampah Negara dengan uang bermiliat-miliar, Nazarudin Si Tukang Kabur, dan pejabat-pejabat yang menganggap uang 800 juta adalah uang recehan. Yang kaya akan jadi miskin karena uangnya buat bayar oksigen, yang miskin mungkin udah meninggal gara-gara tidak punya cukup uang untuk membeli oksigen. Nah, kalau gue sudah mulai kena gejala ‘tidak bersyukur’ maka gue langsung mengingat tentang permisalan oksigen ini. Dan bersyukur kembali.

Pastinya bukan cuma gue yang merasa tidak berkecukupan dalam hidup, orang lain pasti ada yang lebih banyak cobaan hidupnya daripada gue. Dan mereka merasakan hal yang sama, ingin tukeran hidup sama orang lain, orang yang sering bikin kita ‘ngiler’ dan sirik. Kriteria orang yang suka bikin sirik adalah:

1. Dia selalu mendapatkan apa yang dia mau dan dia butuhkan.
2. Hidupnya damai seakan-akan cobaan yang mendatanginya hanya sedikit.
3. Mendapatkan uang secara gampang dan mudah.
4. Fasilitas di tempat tinggal sudah lengkap.
5. Ada pembantu (hehe, menurut gue pembantu itu bisa disamakan dengan malaikat rumah tangga)
6. Dan masih banyak lagi…

Yang pastinya kalau gue sebutkan satu-persatu nggak akan pernah habis. Kata guru agama gue, semua orang itu pasti punya cobaan hidup, nggak mungkin hidupnya sempurna. Ya betul itu, ada cobaan yang enak dan nggak enak. Bagi manusia yang mendapatkan cobaan enak termasuk golongan manusia ‘How Lucky You Are.’ Bagi manusia yang mendapatkan cobaan tidak enak sampai-sampai ‘bernafas’ aja susah, termasuk golongan ‘How Pity You Are’. Yah yang penting disyukuri aja ya, teman-teman yang senasib. Bersyukur, masih beruntung diberikan apa yang kita butuhkan walaupun mungkin tidak semua kebutuhan kita dipenuhi.

Untuk golongan manusia ‘How Lucky You Are’ harus meningkatkan banyak amal dan bersyukur yang tidak ada putus dan habisnya karena sudah ditempatkan di cobaan yang enak. Untuk golongan ‘How Pity You Are’ jangan jadi manusia yang musyrik. Mentang-mentang susah, jadi nyembah patung, ke dukun, pelihara upin-ipin (re: tuyul). Harus lebih banyak usaha, amal selagi ada uang, dan tetap bersyukur.

Hampir lupa, waktu gue nge-tweet kalimat sesuai dengan judul postingan diatas, tidak menyangka, banyaaaaaaaaaaaaaaaaak banget yang nge-Retweet sampai-sampai orang yang bukan followers dan nggak gue kenal juga ikut-ikutan nge-RT. Artinya, mereka juga merasa bahwa hidup mereka ‘kekurangan’. Mungkin kekurangan jalan-jalan tiap weekend, kekurangan duit jajan karena cuma 50 ribu per hari, kekurangan pacar (?), kekurangan kualitas otak, kekurangan kasih sayang dari orang tua, kekurangan tunjangan dari pemerintah (makanya pada korupsi semua!), kekurangan ini itu endebra endebre. Yah.. Bersyukur aja lah, seperti yang udah gue bilang diatas. Hidup itu berputar bagaikan roda sepeda fixie. Kadang berada diatasnya lama, kadang cepet banget merasakan hidup enak diatas kemudian kembali kebawah, kadang berada dibawah terus alias susah untuk ‘bernafas’ sulit untuk ‘bergerak.’

Maaf ya kalau postingan ini rada sensitif. No offense loh. Jadi kalau ada yang tersinggung maaf-maaf aja karena berpendapat itu bebas, tidak dilarang oleh hukum.  

Rabu, 06 Juli 2011

Terlalu Lama

Terlalu lama keyboard di laptop ini digunakan untuk hal-hal yang lebih berguna seperti posting di blog Janice's Stupid Story yang sepertinya sudah mulai 'jamuran'. 
Let me tell you something why I start posting in this Blog...

Gue adalah tipe orang yang suka mencoba ini dan itu di dunia tulis-menulis, dan pada saat Raditya Dika sedang happening karena blognya diangkat menjadi sebuah buku yang akhirnya laku keras, beribu-ribu anak muda termasuk gue juga melakukan hal yang sama. Memulai untuk cerita tentang hal-hal yang konyol atau 'ngelawak' lewat postingan blog. But for me, I think it didn't go well, because it wasn't me. 
Pada awal-awal postingan, gue mencoba untuk menceritakan tentang hal-hal yang bodoh (that's why I named this 'Janice's Stupid Story), tapi tidak semua cerita yang terjadi di hidup gue ini bodoh. Ada yang inspiring, meaningful, embarrassing, and unimportant thing. Karena, cerita di blog gue ini layaknya sudah seperti capcay yang isinya campur aduk maka gue berencana untuk mengganti nama blog gue, tapi itu hanya rencana loh, manusia boleh berencana tetapi Tuhan yang berkehendak. Ecieee..


Mungkin di nama baru, gue akan lebih giat dan lebih 'ingat' untuk menulis hal-hal yang seharusnya ditulis, maklum gue makin tambah umur makin lupa untuk melakukan sesuatu yang lebih berarti, kadang-kadang cerita udah ada di kepala tapi munculnya saat jam tidur, kan males banget ye buka laptop lagi jadi gue berencana untuk menulisnya besok dan saat esok hari itu tiba gue pun LUPA seperti biasa-biasanya untuk membagikan cerita yang sudah mengendap di kepala dari semalam dan pada akhirnya lewatlah sudah satu cerita untuk menambah postingan di blog ini. Wassalam...

Minggu, 20 Maret 2011

To People Who Hates Me, With Love

Cuma sepotong lirik lagu yang menurut gue sangat offensive buat orang-orang yang nggak suka, benci, dan sebel sama gue. 

FYI, ada beberapa orang yang sebeeeel dan benciiiiii banget sama gue, dan gue kenal mereka, tapi disamping itu juga ada beberapa orang yang sama sekali nggak gue kenal tapi benci sama gue. 

and this is for you all, haters. 

"Just go ahead and hate on me and run your mouth, so everyone can hear.

Hit me with the words you got and knock me down.

Baby, I don’t care!

Cause I know one day you’ll be screamin’ my name
And I’ll just look away, that’s right"

Abstract Feelings

Akhir-akhir ini gue merasa sangat kosong, bosan dan sad. Terlalu banyak hal-hal yang tidak menyenangkan, membosankan, dan menyedihkan. Beberapa hari kemarin, I feel better, yep soalnya ada DVD Gossip Girl season 1 yang lumayan menghilangkan rasa-rasa 'itu'. Sebenernya, nggak cuma sad, empty, dan boring aja yang gue rasain akhir-akhir ini. But there is another abstract feelings, i feel like a LOSER. When i look my self into the mirror i feel very ugly. I feel, i have a very bad attitude, I am ZERO. NOTHING. NOBODY. 

Selain rasa-rasa nggak ngenakin diatas, gue juga merasa sering banget ngerepotin someone (re: pacar). Gue selalu minta dianter kesana-kemari, butuh ini butuh itu. Sebenernya gue pengen banget nggak ngerepotin dia dengan minta tolong yang macem-macem. Tapi gimana.. I need those activities like buy some DVDs, other stuff. Gue nggak bisa jalan sendiri karena gue nggak bisa nyetir mobil jadi yaa maaf-maaf aja deh buat yang direpotin terus-menerus. 
Pengen banget bisa mandiri, nggak ngerepotin orang lain terus, but how? Jujur aja, gue udah terbiasa manja-manja sama pacar gue. Tapi lama-kelamaan kok gue merasa ada someone yang merasa repot karena gue kebanyakan minta. Minta tolong. Minta beliin. Minta anter. Minta jemput. Itu namanya butuh pertolongan apa kurang ajar ya?

Oke. Gue harus move on, independent, and confident. Jangan kebanyakan ngerepotin pacar, dan kayaknya itu susah banget buat dilakukan soalnya gue masih belom bisa mandiri. Terus jangan stuck di keadaan yang menyedihkan terus yaa walaupun hal-hal yang tidak menyenangkan akan terus datang kemudian membuat gue jadi muak, mau muntah huek, dan empet. Mau tau hal apa yang bikin gue empet dan mau muntah? It's school. Tapi detailnya, i can't explain in here. Too frontal. 

Maaf banget kalo isi postingan gue kali ini mungkin agak nggak jelas, abstrak, dan nggak karu-karuan tentang topik atau isi sebenernya dari postingan ini. Ya tapi seperti yang udah tertera di judul yaitu Abstract Feelings, maka isinya pun berantakan, abstrak karena terlalu banyak feeling nggak enak sampe-sampe nggak bisa gue jelasin satu-persatu. 

Terakhir sebelum gue mengakhiri tulisan gue di posting kali ini:
Berbahagialah bagi yang sedang berbahagia sekarang. Your life is far better than me. Enjoy. I am not envy you. I am just waiting for my turn to be the happiest girl in the world. 

Senin, 07 Maret 2011

Labil-Labil Para Ababil

Para ababil atau kepanjangannya adalah ABG Labil itu berumur kisaran 15 sampai 21 tahun. Menurut gue itu loh ya, menurut gue.. Sooo, bagi para pengunjung yang baca postingan ini jangan tersinggung, okeh? Karena, postingan ini dibuat dengan dasar suka-suka penulis dan tidak bermaksud untuk menyindir siapapun. Jadi, stay calm and be happy everyday! (?)

Ngomong-ngomong soal ababil yang bersebaran di seluruh Indonesia, nggak munafik, gue juga pernah jadi ababil kok disaat-saat tertentu. Gue sering banget curhat dan mengeluarkan semua yang ada di isi hati gue lewat status yang gue update di Twitter, kadang gue egois, nggak bisa bedain antara yang benar dan salah, kadang overacting, pengen ikut-ikutan jadi anak gaul tapi 'maksa', suka perang status sama orang yang nggak dikenal tapi dia kenal sama gue (haha), padahal kalo dipikir-pikir lagi sekarang, ngebales status orang yang nyindir kita tuh NGGAK PENTING banget, itu pertanda bahwa kita ikut-ikutan jadi ababil kayak dia. Childish. Kayak nggak ada kerjaan lain aja yang bisa dia lakuin selain nyindir orang yang nggak kenal sama dia lewat update-an statusnya. Ckck.. Faktanya, orang yang nyindir gue pake update-an statusnya itu umurnya udah 18 tahun keatas. Poor you..

Kemudian, gue juga masih suka ikut-ikutan gaya orang, biasanya sih gaya foto.. Yang bibirnya mencong dengan tangan kiri diatas rambut, atau foto dengan gaya gigi nyengir se-nyengir-nyengirnya, gaya kedua tangan di pinggang, kedua tangan dilipat, kedua tangan di kepala, pundak, lutut kaki lutut kaki, dsb.


Terussss, selain gue, ada ababil-ababil yang suka pengen banget ikut-ikutan nongkrong di tempat anak-anak gahoel dan berdandan seperti anak gahoel PADAHAL duit di dompet tinggal goceng. Jadi, nangkrang-ningkring, begaye-begayo di sepen elepen sambil minum teh botol  beli di warung. Maklum, nggak mampu kali beli slurup. Nyang penting kan nongkrongnye, ye gak coy? Hehe..

Mungkin Allah S.W.T yang Maha Mengetahui, tahu bahwa gue adalah anak yang amat sangat norak, masih sangat ababil dan harus dibenerin. Karena, kondisi dan situasi nggak memungkinkan banget buat gue ikut-ikutan jadi anak gahoel diluar sana. Jadi, lewat Mas Tito lah Allah menyadarkan diri gue supaya STOP jadi ababil, STOP suka ikut-ikutan gaya orang atau kebiasaan orang. Karena jadi diri sendiri itu lebih enak. Disaat anak-anak diluar sana pada pake blekberi, lo cuma pake nokia 300 ribuan atau esia 150 ribu. It is okay, no matter. Jangan merasa jadi manusia paling menyedihkan di seluruh dunia. 

Yah.. Ini quote paling basi, dan pasaran banget tapi harus gue copy paste saat ini juga, yaitu Be-Your-Self. Mas Tito selalu ngajarin supaya gue jadi anak yang biasa-biasa aja, nggak usah terlalu banyak gaya, pengen eksis, ikut-ikutan orang sehingga bakalan jadi calon ababil, nggak usah dandan atau gaya yang berlebihan buat narik perhatian orang lain. Naaaah.. Berhubungan sama kalimat gue barusan, gue nemu quote yang satu ini nih dari someone from IPS-1, 'beauty captures attention but personality captures heart.' 

Yep, yep, yep. Inti dari postingan gue hari ini adalah kita semua harus menyadari, bahwa kita ini masih menjadi manusia yang ababil, walaupun ababil tingkat rendah. Dan, pastinya jadi ababil itu sangat ngenakin buat kita tapi ngenekin buat orang lain. So, move on and be mature soon!

Jumat, 11 Februari 2011

Follow Me!

Follow account Twitter gue ya, Blogger:


Catch up with me!