Ini adalah pengakuan terbesar dalam hidup gue #lebaynisme. Tau gak seh loh? Gue pernah ikut ajang pencarian Gadis Sampul loh, bermodal dengan kaki gue yang buduk dan tinggi badan dibawah rata-rata, gue nekat ikutan ajang beginian. Yah coba-coba dalam hati gue berkata, setelah foto, isi data diri dan kirim ke redaksi, gue dapet surat panggilan, masuk ke 250 besar. Okeh. Dan perjuangan gue berlanjut sekaligus berhenti di 250 besar KARENA saat pengukuran tinggi. Yak 153 cm. Dibawah rata-rata yang seharusnya 155 cm. Gue cuma ketawa dalam hati, hehehe nekat amat gue ye..
Setelah itu gue menghapus keinginan untuk ikutan ajang-ajang macam begini, yang berkaitan dengan modeling dan fashion. Karena, I am not into it. Badan gue pendek, agak gendut sekarang karena kebanyakan makan cireng di sekolah, dan gaya berpakaian gue biasa aja dalam arti kaos+celana jins. Kalo pergi belanja, gue Cuma beli kaos, kaos, kaos. Kaos gambar princess, gambar kue, gambar lambang PKI (HAHAHA BECANDA BECANDA SUMPAH GUE NGGAK PUNYA KAOS ITU DEMI ALLAH). Kata nyokap, ‘Beli baju yang lagi model dong, yang girly.’ Oke, oke next time gue belanja lagi dan beli KAOS lagi. Hehehe.. Gue punya sih baju-baju girly gitu, tapi itu juga sumbangan dari sepupu gue. Kalo gue sendiri gak pernah beli baju girly, kaos tuh lebih enak, apalagi yang gombrong.
Oke, setelah tragedi GadSam itu gue udah males ikut-ikutan ajang pencarian cewek cantik tinggi otak ada idaman pria. Keren sih emang kalo ikut begituan, membanggakan orang tua, dan pastinya pacar. Bisa dipamerin, seperti contoh: ‘Eh cewek gue model loh, GadSam loh, sering nongol di cover majalah loh, photogenic loh.’ Dan teman-temannya akan berkata: ‘Wow.. Serius loh? Wow, Keren banget lo men bisa dapet model.’ Dan wow lainnya.
Gue pun nyari pacar bukan dengan tipe ‘cowok kepengen dapet pacar seorang model’ atau tipe ‘cowok pengen juga sih dapet pacar seorang model.’ Dan finally… Gue mendapatkan lelaki yang menerima gue apa adanya. Adanya kaki buduk, badan pendek, nggak kayak cewek-cewek ‘7 Icons’, bukan dan tidak akan pernah menjadi model majalah, iklan, bikini, pakaian dalam atau lingerie. Alhamdu? Lillah..
Eh tapi, tapi emang dasar lelaki, nggak mungkin banget kalo mereka tidak ada hasrat untuk mempunyai pacar seorang model yang nampang di majalah atau kalender. Pada suatu hari, gue cuma iseng-iseng pengen ikutan ajang-ajang model di suatu majalah LAGI, dan cowok gue excited banget. Gue agak curiga, dan benar saja kemarin dia bilang, ‘Kamu foto di cover majalah dong, biar cantik.’ WHAT? MAKSUD LO JADI MODEL MAJALAH? Oke, you want that kind of girl? I’ll let you find those girls. Because I never will be a model.
Hah, diriku merasa terhina. Sebenernya wajah gue bisa kok muncul di suatu media cetak. Gampang kali caranya, tinggal bakar-bakarin rumah warga, terus kabur. Alhasil, muka gue bakal nampang di majalah Pos Kota sebagai buronan yang resmi dicari oleh DPO setelah Nazarudin.