Minggu, 17 Juli 2011

Model Oh Model

Ini adalah pengakuan terbesar dalam hidup gue #lebaynisme. Tau gak seh loh? Gue pernah ikut ajang pencarian Gadis Sampul loh, bermodal dengan kaki gue yang buduk dan tinggi badan dibawah rata-rata, gue nekat ikutan ajang beginian. Yah coba-coba dalam hati gue berkata, setelah foto, isi data diri dan kirim ke redaksi, gue dapet surat panggilan, masuk ke 250 besar. Okeh. Dan perjuangan gue berlanjut sekaligus berhenti di 250 besar KARENA saat pengukuran tinggi. Yak 153 cm. Dibawah rata-rata yang seharusnya 155 cm. Gue cuma ketawa dalam hati, hehehe nekat amat gue ye..

Setelah itu gue menghapus keinginan untuk ikutan ajang-ajang macam begini, yang berkaitan dengan modeling dan fashion. Karena, I am not into it. Badan gue pendek, agak gendut sekarang karena kebanyakan makan cireng di sekolah, dan gaya berpakaian gue biasa aja dalam arti kaos+celana jins. Kalo pergi belanja, gue Cuma beli kaos, kaos, kaos. Kaos gambar princess, gambar kue, gambar lambang PKI (HAHAHA BECANDA BECANDA SUMPAH GUE NGGAK PUNYA KAOS ITU DEMI ALLAH). Kata nyokap, ‘Beli baju yang lagi model dong, yang girly.’ Oke, oke next time gue belanja lagi dan beli KAOS lagi. Hehehe.. Gue punya sih baju-baju girly gitu, tapi itu juga sumbangan dari sepupu gue. Kalo gue sendiri  gak pernah beli baju girly, kaos tuh lebih enak, apalagi yang gombrong.

Oke, setelah tragedi GadSam itu gue udah males ikut-ikutan ajang pencarian cewek cantik tinggi otak ada idaman pria. Keren sih emang kalo ikut begituan, membanggakan orang tua, dan pastinya pacar. Bisa dipamerin, seperti contoh: ‘Eh cewek gue model loh, GadSam loh, sering nongol di cover majalah loh, photogenic loh.’ Dan teman-temannya akan berkata: ‘Wow.. Serius loh? Wow, Keren banget lo men bisa dapet model.’ Dan wow lainnya.

Gue pun nyari pacar bukan dengan tipe ‘cowok kepengen dapet pacar seorang model’ atau tipe ‘cowok pengen juga sih dapet pacar seorang model.’ Dan finally… Gue mendapatkan lelaki yang menerima gue apa adanya. Adanya kaki buduk, badan pendek, nggak kayak cewek-cewek ‘7 Icons’, bukan dan tidak akan pernah menjadi model majalah, iklan, bikini, pakaian dalam atau lingerie. Alhamdu? Lillah..

Eh tapi, tapi emang dasar lelaki, nggak mungkin banget kalo mereka tidak ada hasrat untuk mempunyai pacar seorang model yang nampang di majalah atau kalender. Pada suatu hari, gue cuma iseng-iseng pengen ikutan ajang-ajang model di suatu majalah LAGI, dan cowok gue excited banget. Gue agak curiga, dan benar saja kemarin dia bilang, ‘Kamu foto di cover majalah dong, biar cantik.’ WHAT? MAKSUD LO JADI MODEL MAJALAH? Oke, you want that kind of girl? I’ll let you find those girls. Because I never will be a model. 

Hah, diriku merasa terhina. Sebenernya wajah gue bisa kok muncul di suatu media cetak. Gampang kali caranya, tinggal bakar-bakarin rumah warga, terus kabur. Alhasil, muka gue bakal nampang di majalah Pos Kota sebagai buronan yang resmi dicari oleh DPO setelah Nazarudin.    

Sabtu, 16 Juli 2011

Enak Banget Jadi Situ, Tukeran Hidup Yuk!

Beberapa hari yang lalu, gue nge-tweet: ‘Enak banget jadi situ, tukeran hidup yuk!’ Yaa maklum, kadang-kadang gue suka iri sama orang lain yang terlihat lebih beruntung hidupnya daripada gue. Agak menyesal sih sudah mengungkapkan perasaan yang menunjukan kalo gue-sangat-tidak-bersyukur dengan hidup gue. Tidak bersyukur dengan apa yang sudah diberikan oleh-Nya seperti oksigen yang sudah diberikan oleh Sang Pencipta secara cuma-cuma, gratis dan tidak perlu bayar di setiap hirupan. Bayangin aja kalau misalnya setiap kita nafas, kita harus beli oksigen. Nggak akan muncul tuh Gayus Tambunan Sampah Negara dengan uang bermiliat-miliar, Nazarudin Si Tukang Kabur, dan pejabat-pejabat yang menganggap uang 800 juta adalah uang recehan. Yang kaya akan jadi miskin karena uangnya buat bayar oksigen, yang miskin mungkin udah meninggal gara-gara tidak punya cukup uang untuk membeli oksigen. Nah, kalau gue sudah mulai kena gejala ‘tidak bersyukur’ maka gue langsung mengingat tentang permisalan oksigen ini. Dan bersyukur kembali.

Pastinya bukan cuma gue yang merasa tidak berkecukupan dalam hidup, orang lain pasti ada yang lebih banyak cobaan hidupnya daripada gue. Dan mereka merasakan hal yang sama, ingin tukeran hidup sama orang lain, orang yang sering bikin kita ‘ngiler’ dan sirik. Kriteria orang yang suka bikin sirik adalah:

1. Dia selalu mendapatkan apa yang dia mau dan dia butuhkan.
2. Hidupnya damai seakan-akan cobaan yang mendatanginya hanya sedikit.
3. Mendapatkan uang secara gampang dan mudah.
4. Fasilitas di tempat tinggal sudah lengkap.
5. Ada pembantu (hehe, menurut gue pembantu itu bisa disamakan dengan malaikat rumah tangga)
6. Dan masih banyak lagi…

Yang pastinya kalau gue sebutkan satu-persatu nggak akan pernah habis. Kata guru agama gue, semua orang itu pasti punya cobaan hidup, nggak mungkin hidupnya sempurna. Ya betul itu, ada cobaan yang enak dan nggak enak. Bagi manusia yang mendapatkan cobaan enak termasuk golongan manusia ‘How Lucky You Are.’ Bagi manusia yang mendapatkan cobaan tidak enak sampai-sampai ‘bernafas’ aja susah, termasuk golongan ‘How Pity You Are’. Yah yang penting disyukuri aja ya, teman-teman yang senasib. Bersyukur, masih beruntung diberikan apa yang kita butuhkan walaupun mungkin tidak semua kebutuhan kita dipenuhi.

Untuk golongan manusia ‘How Lucky You Are’ harus meningkatkan banyak amal dan bersyukur yang tidak ada putus dan habisnya karena sudah ditempatkan di cobaan yang enak. Untuk golongan ‘How Pity You Are’ jangan jadi manusia yang musyrik. Mentang-mentang susah, jadi nyembah patung, ke dukun, pelihara upin-ipin (re: tuyul). Harus lebih banyak usaha, amal selagi ada uang, dan tetap bersyukur.

Hampir lupa, waktu gue nge-tweet kalimat sesuai dengan judul postingan diatas, tidak menyangka, banyaaaaaaaaaaaaaaaaak banget yang nge-Retweet sampai-sampai orang yang bukan followers dan nggak gue kenal juga ikut-ikutan nge-RT. Artinya, mereka juga merasa bahwa hidup mereka ‘kekurangan’. Mungkin kekurangan jalan-jalan tiap weekend, kekurangan duit jajan karena cuma 50 ribu per hari, kekurangan pacar (?), kekurangan kualitas otak, kekurangan kasih sayang dari orang tua, kekurangan tunjangan dari pemerintah (makanya pada korupsi semua!), kekurangan ini itu endebra endebre. Yah.. Bersyukur aja lah, seperti yang udah gue bilang diatas. Hidup itu berputar bagaikan roda sepeda fixie. Kadang berada diatasnya lama, kadang cepet banget merasakan hidup enak diatas kemudian kembali kebawah, kadang berada dibawah terus alias susah untuk ‘bernafas’ sulit untuk ‘bergerak.’

Maaf ya kalau postingan ini rada sensitif. No offense loh. Jadi kalau ada yang tersinggung maaf-maaf aja karena berpendapat itu bebas, tidak dilarang oleh hukum.  

Rabu, 06 Juli 2011

Terlalu Lama

Terlalu lama keyboard di laptop ini digunakan untuk hal-hal yang lebih berguna seperti posting di blog Janice's Stupid Story yang sepertinya sudah mulai 'jamuran'. 
Let me tell you something why I start posting in this Blog...

Gue adalah tipe orang yang suka mencoba ini dan itu di dunia tulis-menulis, dan pada saat Raditya Dika sedang happening karena blognya diangkat menjadi sebuah buku yang akhirnya laku keras, beribu-ribu anak muda termasuk gue juga melakukan hal yang sama. Memulai untuk cerita tentang hal-hal yang konyol atau 'ngelawak' lewat postingan blog. But for me, I think it didn't go well, because it wasn't me. 
Pada awal-awal postingan, gue mencoba untuk menceritakan tentang hal-hal yang bodoh (that's why I named this 'Janice's Stupid Story), tapi tidak semua cerita yang terjadi di hidup gue ini bodoh. Ada yang inspiring, meaningful, embarrassing, and unimportant thing. Karena, cerita di blog gue ini layaknya sudah seperti capcay yang isinya campur aduk maka gue berencana untuk mengganti nama blog gue, tapi itu hanya rencana loh, manusia boleh berencana tetapi Tuhan yang berkehendak. Ecieee..


Mungkin di nama baru, gue akan lebih giat dan lebih 'ingat' untuk menulis hal-hal yang seharusnya ditulis, maklum gue makin tambah umur makin lupa untuk melakukan sesuatu yang lebih berarti, kadang-kadang cerita udah ada di kepala tapi munculnya saat jam tidur, kan males banget ye buka laptop lagi jadi gue berencana untuk menulisnya besok dan saat esok hari itu tiba gue pun LUPA seperti biasa-biasanya untuk membagikan cerita yang sudah mengendap di kepala dari semalam dan pada akhirnya lewatlah sudah satu cerita untuk menambah postingan di blog ini. Wassalam...