Gue hidup di dunia sudah 16 tahun dengan salah satu kebiasaan yang aneh yaitu ngigo atau bahasa kerennya tuh daydream. Habit yang satu ini menguntungkan, tetapi juga merugikan. Kenapa? Hahaha.. Liat cerita dibawah ini:
Waktu gue berumur... (lupa) pokoknya masih TK B, masih kecil, masih pitik, masih polos, masih tanpa dosa, pokoknya seperti itulah imut-imut, lucu nan menggemaskan, gue mengalami ngigo yang parah! Jadi, pada waktu itu gue lagi nginep di rumah sepupu yang bertempat di Kelapa Gading dan rumahnya itu tingkat dua. Malam hari yang indah nan sunyi, gue tidur dengan nyenyak. Zzz.. Grok.. Grok.. Kemudian saat pagi hari menjelang, gue membuka mata dan eits! Bim salabim prok prok prok, semalam gue tidur di kamar sepupu dan pada pagi hari itu gue terbangun di kamar tante gue. Is it weird isn't it?
Setelah terbangun, cuci muka, sikat gigi, dan tidak mandi tentu saja. Gue langsung ditanya sama nyokap, "Kok tidurnya bisa pindah?" kemudian gue hanya menjawab dengan gerakan non-verbal yaitu geleng-geleng.
Gue sempet parno juga sih waktu itu. Gue pikir saat gue lagi tidur tiba-tiba ada Jin Aladdin yang mindahin gue ke kamar tante gue, terus karena gue terlalu nyenyak tidur jadi dia nggak sempet nawarin gue 3 permintaan. Oh damn!
Ternyata yang mengetahui apa yang terjadi sebenarnya tentang peristiwa pindahnya seorang bocah ingusan saat ia sedang tidur ke kamar tantenya secara tidak sadar adalah suami tante gue yang biasa disebut dengan om. Om menceritakan bahwa, pada tengah malam, dia ngeliat gue turun tangga dengan mata merem. Kemudian dia memanggil gue, tapi gue diem aja dan keep walking. Jadi, si om langsung nyamperin gue dan memutar arah balik gue berjalan, kemudian gue berjalan menaiki tangga kembali dengan mata tertutup dan dibawah alam sadar. That's cool..
Kemudian, saat kembali ke atas, gue nyangsang masuk ke kemar tante gue dan tidur disana.
Itulah balada mengigau pertama yang gue alami saat masih kecil. Lainnya, masih banyak lagi seperti pada saat gue tidur siang bareng nyokap, tiba-tiba aja gue bangun dengan mata terpejam pastinya. Kemudian gue menuju pintu kamar dan gebuk-gebuk pintunya sambil berteriak, "Janice mau keluar, Janice mau keluar!" This is uncool. Ditambah lagi, pintu kamarnya itu tidak dikunci, jadi buat apa gue ngigo teriak minta keluar sambil gebuk-gebuk pintu kalo ternyata pintunya tidak dikunci. Hmm.. Yasudahlah.. Namanya juga ngigo, selalu hal bodoh yang terjadi.
Cerita diatas adalah hal-hal yang merugikan tetapi mengenang dari mengigau. Dan, saat gue berumur 16 tahun gue baru sadar kalau ternyata kebiasaan mengigau itu ada manfaatnya. Kok bisa ada manfaatnya? Nah, itu tergantung cara kita memanfaatkannya.
Jadi begini, waktu itu gue lagi nggak punya pulsa dan kebetulan sekali sang pacar minta dibangunin jam 5 pagi. Hmm.. Kalo gue tolak, kasian.. Kalo gue terima tapi gue nggak ada pulsa. Jadi, gue putuskan untuk bilang IYA. Dan, urusan pakai handphone siapa banguninnya ya urusan besok pagi aja.
"Best thing about tonight that we're not fighting..." Oke. Itu adalah sepenggal lagu Secondhand Serenade yaitu Fall For You yang menjadi bunyi weker gue setiap pagi. Gue terbangun dan gue langsung mendapat ide. Aha! Gue pakai handphone si adik saja. Karena, kamarnya si adik di seberang kamar gue, jadi langsung dong gue buka pintu kamar dan jalan ke kamar adik gue untuk minjem handphone-nya dia.
Saat gue buka kamar adik gue, jegrek.. Tiba-tiba bokap gue keluar kamar dan bilang, "Janice mau ngapain ke kamar Jodie?" Wetseh! Kaget banget, langsung aja dengan spontan gue jalan balik lagi ke kamar gue dengan muka akting planga-plongo dan mata setengah merem biar dikira lagi ngigo. Dan ternyata akting gue berhasil! Paginya, bokap gue bilang, "Tadi malem, kamu ngigo ke ke kamar Jodie tuh." Terus gue jawab, "Hah? Iya ya? Hah nggak tau deh." Hahaha!
Abisnya kalau gue bilang dengan jujur mau pinjem handphone adik buat bangunin pacar, bisa-bisa bokap ngamuk dikira beliau gue boros pulsa, padahal mah emang iya sih. Hehehe..
Nah, jadi intinya mengigau itu bisa merugikan dan membahayakan keselamatan jiwa, tetapi bisa juga menguntungkan kalau kita memanfaatkan kebiasaan mengigau ini dengan baik, benar, dan sesuai dengan kaidah-kaidah.
Waktu gue berumur... (lupa) pokoknya masih TK B, masih kecil, masih pitik, masih polos, masih tanpa dosa, pokoknya seperti itulah imut-imut, lucu nan menggemaskan, gue mengalami ngigo yang parah! Jadi, pada waktu itu gue lagi nginep di rumah sepupu yang bertempat di Kelapa Gading dan rumahnya itu tingkat dua. Malam hari yang indah nan sunyi, gue tidur dengan nyenyak. Zzz.. Grok.. Grok.. Kemudian saat pagi hari menjelang, gue membuka mata dan eits! Bim salabim prok prok prok, semalam gue tidur di kamar sepupu dan pada pagi hari itu gue terbangun di kamar tante gue. Is it weird isn't it?
Setelah terbangun, cuci muka, sikat gigi, dan tidak mandi tentu saja. Gue langsung ditanya sama nyokap, "Kok tidurnya bisa pindah?" kemudian gue hanya menjawab dengan gerakan non-verbal yaitu geleng-geleng.
Gue sempet parno juga sih waktu itu. Gue pikir saat gue lagi tidur tiba-tiba ada Jin Aladdin yang mindahin gue ke kamar tante gue, terus karena gue terlalu nyenyak tidur jadi dia nggak sempet nawarin gue 3 permintaan. Oh damn!
Ternyata yang mengetahui apa yang terjadi sebenarnya tentang peristiwa pindahnya seorang bocah ingusan saat ia sedang tidur ke kamar tantenya secara tidak sadar adalah suami tante gue yang biasa disebut dengan om. Om menceritakan bahwa, pada tengah malam, dia ngeliat gue turun tangga dengan mata merem. Kemudian dia memanggil gue, tapi gue diem aja dan keep walking. Jadi, si om langsung nyamperin gue dan memutar arah balik gue berjalan, kemudian gue berjalan menaiki tangga kembali dengan mata tertutup dan dibawah alam sadar. That's cool..
Kemudian, saat kembali ke atas, gue nyangsang masuk ke kemar tante gue dan tidur disana.
Itulah balada mengigau pertama yang gue alami saat masih kecil. Lainnya, masih banyak lagi seperti pada saat gue tidur siang bareng nyokap, tiba-tiba aja gue bangun dengan mata terpejam pastinya. Kemudian gue menuju pintu kamar dan gebuk-gebuk pintunya sambil berteriak, "Janice mau keluar, Janice mau keluar!" This is uncool. Ditambah lagi, pintu kamarnya itu tidak dikunci, jadi buat apa gue ngigo teriak minta keluar sambil gebuk-gebuk pintu kalo ternyata pintunya tidak dikunci. Hmm.. Yasudahlah.. Namanya juga ngigo, selalu hal bodoh yang terjadi.
Cerita diatas adalah hal-hal yang merugikan tetapi mengenang dari mengigau. Dan, saat gue berumur 16 tahun gue baru sadar kalau ternyata kebiasaan mengigau itu ada manfaatnya. Kok bisa ada manfaatnya? Nah, itu tergantung cara kita memanfaatkannya.
Jadi begini, waktu itu gue lagi nggak punya pulsa dan kebetulan sekali sang pacar minta dibangunin jam 5 pagi. Hmm.. Kalo gue tolak, kasian.. Kalo gue terima tapi gue nggak ada pulsa. Jadi, gue putuskan untuk bilang IYA. Dan, urusan pakai handphone siapa banguninnya ya urusan besok pagi aja.
"Best thing about tonight that we're not fighting..." Oke. Itu adalah sepenggal lagu Secondhand Serenade yaitu Fall For You yang menjadi bunyi weker gue setiap pagi. Gue terbangun dan gue langsung mendapat ide. Aha! Gue pakai handphone si adik saja. Karena, kamarnya si adik di seberang kamar gue, jadi langsung dong gue buka pintu kamar dan jalan ke kamar adik gue untuk minjem handphone-nya dia.
Saat gue buka kamar adik gue, jegrek.. Tiba-tiba bokap gue keluar kamar dan bilang, "Janice mau ngapain ke kamar Jodie?" Wetseh! Kaget banget, langsung aja dengan spontan gue jalan balik lagi ke kamar gue dengan muka akting planga-plongo dan mata setengah merem biar dikira lagi ngigo. Dan ternyata akting gue berhasil! Paginya, bokap gue bilang, "Tadi malem, kamu ngigo ke ke kamar Jodie tuh." Terus gue jawab, "Hah? Iya ya? Hah nggak tau deh." Hahaha!
Abisnya kalau gue bilang dengan jujur mau pinjem handphone adik buat bangunin pacar, bisa-bisa bokap ngamuk dikira beliau gue boros pulsa, padahal mah emang iya sih. Hehehe..
Nah, jadi intinya mengigau itu bisa merugikan dan membahayakan keselamatan jiwa, tetapi bisa juga menguntungkan kalau kita memanfaatkan kebiasaan mengigau ini dengan baik, benar, dan sesuai dengan kaidah-kaidah.
0 komentar:
Posting Komentar