Kini, gue hanya mau jadi siswi SMA yang biasa-biasa aja. Pergi ke sekolah jam 7 pagi, kemudian pulang sekolah jam 3 sore. I just tired for being really active in school like organization..
Waktu jaman SMP dulu, gue termasuk siswi yang kelewat aktif. Aktif ikut rapat-rapat OSIS, acara OSIS, dan lain-lain. Alhasil pada saat menjelang kelulusan, gue mendapat predikat siswi terfavorit karena aktif dalam bidang akademis maupun non-akademis.
Okay, that's enough. Gue pikir, toh SMA nanti gue akan pindah sekolah ke SMA Negeri 81, tetapi takdir (baca: nyokap) berkata lain. Gue harus stay di sekolah gue yang lama yaitu Lembaga Pendidikan Nasional I yang terdiri dari TK, SD, SMP, dan SMA. Ya, sekolah satu payung yang diharapkan akan membawa ketentraman diantara adik-adik TK, SD, dan SMP serta SMA, malah membawa bencana seperti acara labrak-melabrak lah, ribut, kakak SMA berantem sama adik SMP. Freak. Maka dari itu ketua lembaga membuat suatu kegiatan yang dinamakan KaDikSuh (Kakak Adik Asuh). Agar ketentraman antara anak-anak TK, SD, SMP, SMA dapat terwujud. Yaa begitu deh pokoknya..
Nah, berhubung gue sekolah disana udah 13 tahun, pastinya guru-guru SMA akan mengharapkan seorang Devina Janice tetap menjadi anak yang aktif dalam organisasi sehingga dapat mengurus OSIS SMA hingga sukses dan demisioner. But, I'm really sorry.. Karena Janice yang ini totally different dengan Janice saat jaman SMP dulu. I quit from the organization, I don't organize anything. I just focus on myself, my family, my boyf, and my other activity like sing.
Waktu SMP dulu, nyokap ngelarang gue untuk ikut organisasi, tapi gue yang nggak mau dan tetep kekeuh ikut organisasi sampai gue jadi ketua OSIS. Mampus lo!
Awalnya, gue bangga jadi ketua OSIS, hahaha.. Tapi lama-kelamaan gue jadi stress sendiri. Okay, begini ceritanya.. Gue termasuk anak yang dibilang rajin banget juga nggak, terus tekun juga apalagi bukan gue banget, terus gue nggak bisa jadi anak yang perfect. Selama gue jadi ketua OSIS SMP, gue merasa hidup gue jadi serba terbatas untuk masalah kebebasan. Dan banyak pertanyaan-pertanyaan yang gue benci yang pastinya selalu dilontrkan oleh orang-orang, seperti:
1. Kok Ketua OSIS pacaran?
- This is my life. Terserah gue dong.
(Sayangnya, yang nanya itu guru jadi gue nggak berani nyolot)
2. Kok Ketua OSIS bajunya keluar-keluar?
- Wey, Ketua OSIS juga manusia kaleee!
3. Ketua OSIS sepatunya diinjek?
- Maap, Pak.
Dan masih banyak pertanyaan lainnya.
Semua ini terjadi karena gue anak yang terlalu aktif di sekolah, sampe-sampe rumah pun berasa tempat kost, gue di rumah cuma numpang istirahat, tidur, makan, bangun lagi terus ngurusin acara OSIS.
Pada saat kelas 3 SMP, gue udah merencanakan untuk pindah sekolah dan menjadi siswi yang biasa aja, no more organization atau persatuan murid-murid eksklusif lainnya.
Tetapi, gue tetap bersekolah disini, dan aktif organisasi lagi.
Kini, di OSIS SMA gue menjadi Ketua Radio Sekolah. You know what? I do nothing as School Radio Leader! Pemilihan untuk menjadi Ketua Radio menurut gue sangat mengagetkan. Karena, saat rapat terakhir tiba-tiba aja sang Ketua Radio lama memilih gue dan kakak kelas XI untuk menjadi kandidat Ketua Radio.
Tanpa persiapan dan visi-misi akhirnya dilakukan voting dan bodohnya gue terpilih sebagai Ketua Radio. So easy to choose the leader..
Sampai sekarang, gue harus mempertanggungjawabkan semuanya tentang radio. Dan ketika demissioner nanti, gue bakalan kapok jadi ketua-ketua apapun.
Menjadi Ketua Radio adalah suatu kehormatan bagi gue, terima kasih untuk yang sudah memilih gue, semoga kalian yang memilih gue tidak menyesal sehingga ingin bunuh diri dengan cara minum baygon. Ketua Radio adalah jabatan terakhir yang gue miliki selama gue SMA. Untuk OSIS tahun depan, sorry friends.. I'm not join, I quit..
Okay, semoga teman-teman gue mengerti dan menghormati keputusan gue.
Waktu jaman SMP dulu, gue termasuk siswi yang kelewat aktif. Aktif ikut rapat-rapat OSIS, acara OSIS, dan lain-lain. Alhasil pada saat menjelang kelulusan, gue mendapat predikat siswi terfavorit karena aktif dalam bidang akademis maupun non-akademis.
Okay, that's enough. Gue pikir, toh SMA nanti gue akan pindah sekolah ke SMA Negeri 81, tetapi takdir (baca: nyokap) berkata lain. Gue harus stay di sekolah gue yang lama yaitu Lembaga Pendidikan Nasional I yang terdiri dari TK, SD, SMP, dan SMA. Ya, sekolah satu payung yang diharapkan akan membawa ketentraman diantara adik-adik TK, SD, dan SMP serta SMA, malah membawa bencana seperti acara labrak-melabrak lah, ribut, kakak SMA berantem sama adik SMP. Freak. Maka dari itu ketua lembaga membuat suatu kegiatan yang dinamakan KaDikSuh (Kakak Adik Asuh). Agar ketentraman antara anak-anak TK, SD, SMP, SMA dapat terwujud. Yaa begitu deh pokoknya..
Nah, berhubung gue sekolah disana udah 13 tahun, pastinya guru-guru SMA akan mengharapkan seorang Devina Janice tetap menjadi anak yang aktif dalam organisasi sehingga dapat mengurus OSIS SMA hingga sukses dan demisioner. But, I'm really sorry.. Karena Janice yang ini totally different dengan Janice saat jaman SMP dulu. I quit from the organization, I don't organize anything. I just focus on myself, my family, my boyf, and my other activity like sing.
Waktu SMP dulu, nyokap ngelarang gue untuk ikut organisasi, tapi gue yang nggak mau dan tetep kekeuh ikut organisasi sampai gue jadi ketua OSIS. Mampus lo!
Awalnya, gue bangga jadi ketua OSIS, hahaha.. Tapi lama-kelamaan gue jadi stress sendiri. Okay, begini ceritanya.. Gue termasuk anak yang dibilang rajin banget juga nggak, terus tekun juga apalagi bukan gue banget, terus gue nggak bisa jadi anak yang perfect. Selama gue jadi ketua OSIS SMP, gue merasa hidup gue jadi serba terbatas untuk masalah kebebasan. Dan banyak pertanyaan-pertanyaan yang gue benci yang pastinya selalu dilontrkan oleh orang-orang, seperti:
1. Kok Ketua OSIS pacaran?
- This is my life. Terserah gue dong.
(Sayangnya, yang nanya itu guru jadi gue nggak berani nyolot)
2. Kok Ketua OSIS bajunya keluar-keluar?
- Wey, Ketua OSIS juga manusia kaleee!
3. Ketua OSIS sepatunya diinjek?
- Maap, Pak.
Dan masih banyak pertanyaan lainnya.
Semua ini terjadi karena gue anak yang terlalu aktif di sekolah, sampe-sampe rumah pun berasa tempat kost, gue di rumah cuma numpang istirahat, tidur, makan, bangun lagi terus ngurusin acara OSIS.
Pada saat kelas 3 SMP, gue udah merencanakan untuk pindah sekolah dan menjadi siswi yang biasa aja, no more organization atau persatuan murid-murid eksklusif lainnya.
Tetapi, gue tetap bersekolah disini, dan aktif organisasi lagi.
Kini, di OSIS SMA gue menjadi Ketua Radio Sekolah. You know what? I do nothing as School Radio Leader! Pemilihan untuk menjadi Ketua Radio menurut gue sangat mengagetkan. Karena, saat rapat terakhir tiba-tiba aja sang Ketua Radio lama memilih gue dan kakak kelas XI untuk menjadi kandidat Ketua Radio.
Tanpa persiapan dan visi-misi akhirnya dilakukan voting dan bodohnya gue terpilih sebagai Ketua Radio. So easy to choose the leader..
Sampai sekarang, gue harus mempertanggungjawabkan semuanya tentang radio. Dan ketika demissioner nanti, gue bakalan kapok jadi ketua-ketua apapun.
Menjadi Ketua Radio adalah suatu kehormatan bagi gue, terima kasih untuk yang sudah memilih gue, semoga kalian yang memilih gue tidak menyesal sehingga ingin bunuh diri dengan cara minum baygon. Ketua Radio adalah jabatan terakhir yang gue miliki selama gue SMA. Untuk OSIS tahun depan, sorry friends.. I'm not join, I quit..
Okay, semoga teman-teman gue mengerti dan menghormati keputusan gue.