Jumat, 02 April 2010

Kelas Sepuluh

Apa rasanya jadi pelajar kelas sepuluh SMA? Gue bakal buka-bukaan disini, jujur.. nggak enak! Gue harus mempelajari semua mata pelajaran tanpa terkecuali:
Fisika
Kimia
Biologi
Geografi
Sosiologi
Ekonomi
Sejarah
Matematika
Bahasa Inggris
Bahasa Indonesia
Bahasa Sunda (gue juga masih nggak ngerti kenapa pelajaran ini harus ada)
Olahraga
Komputer
Seni Musik

Dari semua pelajaran diatas, gue dituntut untuk mendapatkan nilai A di dalam semua mata pelajaran tersebut. What the argh! Gue sangat mengerti jikalau nilai rapot SMA itu penting untuk masuk universitas nanti, TAPI tolong perhatikan subject i'm not good at, like chemistry, physic, math, computer. Apakah salah kalo nilai gue sangat merosot pada mata pelajaran tersebut? Hei! Kepintaran setiap anak tidak diukur dari bagus atau tidaknya nilai pada semua mata pelajaran. Jadi, jangan judge nilai saya merosot untuk umum, apabila nilai yang merosot itu hanya ada di pelajaran kimia, matematika, komputer, fisika. I'm normal, sampai detik ini pun gue masih nggak pernah tahu IQ gue itu bernilai berapa. Tolong untuk orang terdekat gue yang baca postingan ini mengerti dan tidak terlalu menuntut nilai yang perfect pada setiap mata pelajaran. Gue biasa aja, nggak ada hebatnya, manusia normal yang bisa merasa bosan, jenuh, and want to breakaway! Kenapa harus takut punya nilai jelek kalau memang kamu tidak pandai dalam bidang tersebut? You're perfect in your field, not in any fields.
Kadang gue suka bingung, kenapa pada umumnya guru-guru di sekolah selalu menilai anak itu pintar atau tidak dari nilai pada semua mata pelajarannya. Apabila, si A selalu mendapat nilai bagus pada semua mata pelajaran, maka ia akan dicap pintar oleh para guru, sedangkan si B yang hanya pintar di dalam satu bidang, and only perfect in her field, guru-guru hanya berkomentar "Si B biasa aja." Sekali lagi, what the argh!
Tidak hanya itu saja, kadang pada umumnya guru-guru di sekolah hanya menganggap pintar murid-murid 'IPA' yang jago fisika, kimia, matematika dan biologi. Sedangkan, murid 'IPS' kadang dianggap tidak secerdas dan sepintar murid kelas IPA. That's absolutely NOT TRUE. Murid IPA = Murid IPS. Bedanya hanya satu, IPA pandai dalam hal hitung-menghitung, IPS pandai dalam hal bersosialisasi. Tidak ada anak bodoh di dunia ini, anak bandel tukang cabut nggak pernah masuk sekolah terus ngerokok kerjaannya nongkrong pun adalah anak pintar dan cerdas (actually), tapi sayangnya kepintaran dan kecerdasan mereka digunakan hanya untuk melakukan sesuatu yang negatif (anak bandel pintar membuat alasan di depan orang tua mereka untuk kenakalan dan mengendap-endap untuk cabut sekolah, tetapi anak rajin nggak akan pernah bisa melakukan hal yang sama). Kepintaran setiap anak hanya berbeda kadar dan jenisnya saja, tapi yang pasti tidak ada anak yang bodoh.
Gue sangat berharap dan akan sangat senang apabila tidak ada guru yang mengatakan salah satu anak muridnya bodoh atau biasa saja atau juga kurang pintar, tetapi berkata, "semua anak murid saya adalah anak yang pintar, dan mereka hanya perlu bimbingan dan motivasi untuk menggali setiap kepintaran mereka."
Begitulah, opini gue selama menjadi murid kelas sepuluh. Bosan.. High School isn't fair I think. Psikologi pelajar adalah yang paling penting untuk menjalani aktivitas sekolah mereka. Jangan menjudge, menyindir apalagi menghina mereka yang sedang dalam keadaan malas, dan sejenisnya. Tapi, motivasilah mereka.. Mengerti setiap kepintaran mereka pada bidang yang pastinya berbeda. Hmm.. Mungkin gue sok tahu, sok pintar dan opini gue diatas adalah bodoh. Tapi, itu yang gue rasakan selama menjadi murid kelas sepuluh. No lie.